KULTUM( KULIAH TUJUH MENIT )
Oleh :
Putri Mayasari
(sekertaris umum LKHS FH-UNSOED)
Salah satu hal yang paling tidak disukai seseorang adalah menunggu. Menunggu memang hal yang membosankan. Kecuali apabila ada sesuatu hal yang menarik yang dilakukan disela sela menunggu yang dituju, apabila seperti itu rasanya menunggu lama pun tidak jadi masalah dan tidak akan merasa bosan. Menunggu datangnya bulan Ramadhan bagi sebagian orang akan terasa biasa saja, tapi ada juga yang merasa amat diliputi rasa gembira, entah apa alasannya. Menunggu datangnya idul fitri pun ada beberapa orang yang merasakan cepat sekali tak terasa, namun ada juga yang merasa sangat lama menunggu selama 30 hari untuk berpuasa menahan haus lapar dan nafsu. Ya... semua itu tergantung bagaimana orang tersebut mamaknainya dan bagaimana orang tersebut dapat mengisi kegiatan menunggu itu dengan hal hal yang dianggapnya menyenangkan atau tidak. Karena tidak dipungkiri lagi , jika menunggu dilakukan atau disambi dengan hal hal yang menyenangkan pasti menunggu sesuatu yang dituju itu akan terasa cepat ataupun tidak akan terasa lama dan membosankan. Salah satu hal menunggu di bulan Ramadhan adalah menunggu shalat taraweh setelah solat isa dan setelah Kultum dari Imam. Di beberapa masjid atau mushola biasanya solat tarawih dilakukan setelah solat isa dan setelah Imam memberikan Kultumnya. Kultum alias Kuliah tujuh menit yang dari singkatannyapun dapat diartikan ceramah selama tujuh menit. Namun tidak jarang Imam yang memeberikan ceramah tersebut lebih dari itu, bahkan ada yang bisa sampai 20-30 menit. Kita akan sedikit berbicara mengenai kultum yang 20-30 menit itu. Saya tidak akan menilai efektif atau tidaknya hanya saja berusaha memberikan pandangan dari berbagai sisi.
Pertama, saya berusaha memberikan pandangan seakan akan saya seorang ustadz atau alim ulama ataupun Imam yaitu kultum sebelum shalat tarawih itu hanya dilakukan 30 hari dalam setahun, rasanya akan terasa sia sia dan eman eman jika tidak dimanfaatkan dengan baik untuk berdakwah lewat kultum itu. Apalagi jika sudah mendekati hari Idulfitri. Sebagai seorang muslim yang baik diharapkan dibulan Ramadhan bisa memperbaiki diri karena sadar setelah mendengarkan ceramah. Ceramah yang dilakukan dengan batasan waktu hanya 7 menit dikhawatirkan kurang efektif dan kurang mengena pada para jama’ah.
Kedua, saya berusaha memberikan pandangan sebagai seorang jama’ah yaitu kultum itu memang kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan, jadi ya didengarkan saja, yang baik ya yang dilaksanakan. yaa.. diambil hikmahnya sajalah. Tapi kalo ceramahnya kelamaan ya malah ga ngena juga. Soalnya udah ngantuk mungkin bisa juga bawaan dari buka yang kenyang tadi. Kalo kelamaan kultum, solat tarawihnya juga jadi ga khusyuk, ngantuk sihh.
Tapi beberapa jama’ah pun ada pula yang berpandangan sebagaimana pandangan alim ulama tadi. Yang penting berkah .. katanya..
Dan kalo boleh saya sebagai diri saya yang asli ini memberikan pandangan, maka saya akan berpendapat bahwa apa yang saya saya rasakan sebagai seorang jamaah solat isa yang dilanjutkan solat tarwih adalah bahwa ketika saya menunggu solat tarawih sambil mendengar Kultum itu rasanya sejuk dihati, ya ibaratnya bisa istirahat sejanak lahh setelah solat isa,, namun setelah 10 menit berlalu rasa rasanya timbul rasa bosan pada diri ini. Ciee,, ya kecuali kalo ceramahnya disampaikan dengan cara yang memang bener bener lucu dan menyenangkan. Setelah bosan itu pasti rasa ngantuk melanda, ya salah satu faktornya mungkin karena habis makan berbuka sebelumnya. Dan selanjutnya, tidak fokus mendengarkan ceramah dan kurang khusyuk menjalankan solat tarawih dan witir.
Yaa kalo boleh saya berpendapat lagi, mudah-mudahan para alim ulama, ustadz, kyai ataupun Imam yang memberikan ceramah bisa benar benar efektif dalam memanfaatkan waktu ceramah, yang terpenting Intinya tersampaikan, mengena dan tertanam dihati para Jama’ah
Peace... Damai Selalu Islamku.
Komentar
Posting Komentar