Oleh :
Jundi Muhammad
Abduh Robby
(Ketua Pemakmuran Masjid Al-Mizan FH UNSOED, Staf Divisi
Pengkaderan LKHS FH UNSOED)
Asalamu’alaikum
warah matullahiwabarakatu, terimakasih kepada tuhan saya yang telah memberikan
waktu untuku untuk membuat tulisan ini. Kesempatan ini saya penulis ingin
merangkum hasil pendengaran saya ketika saya mengikuti kultum tarawih. Langsung
saja .
Isi
kultum atau yang mungkin masyarakat bilang ceramah pada hari kamis tanggal 25
juli 2013 yang bertempat di masjid Nurul Ulum atau nama terkenalnya masjid NU,
masjid kampus, menerangkan tentang “masyarakat manadi”. Saya disini mencoba
merangkum isi ceramah tadi semoga saja tidak ada kata-kata yang melenceng dari
pandangan pembaca sehingga menimbulkan kontrofersial sampai menjadi polemik.
Masyarakat
madani adalah masyarakat yang perperadaban. Di Negara arab, pada jaman
rosulullah SAW ada kota yang bernama yasrib yang sekarang di sebut madinah,
kota itu di ganti oeh rasulullah SAW dengan tujuan mewujudkan masyarakat
madani, tujuannyaadalah :
1. Kota
yang berkeadaban, kota yang inklusiv, masyarakat dalam kota tersebut tidak
exklusiv merangkul golongan lain sehingga hidup berdampingan dalam satu wilayah,
terdapat beberapa golongan dan hidup damai, pada jaman itu Rosulullah merangkul
semua golongan dengan adanya perjanjian piagam mekah semua golongan hidup damai
di dalam suatu kota yang di sebut madinah. Ada beberapa golongan yang mungkin
saya tidak bisa sebut semua golongan yang ada pada waktu itu, salah satunya
golongan ansor, yahudi, islam.
2. Menghargai
orang dilihat dari prestasi bukan prestise nya. Salahsatu contohnya adalah
menjadikan sebuah budak yang bernama bilal bin robah menjadi sebuah mua’dzin
masjid karena dia memiliki suara yang merdu untuk menyerukan ajakan solat.
Tidak dilihat dalam prestise sebuah golongan mempunyai nama yang terkenal,
karena sebuah jabatan dan lain-lain.
3. Menegakan
hukum se adil- adilnya, tidak melihat siapa yang melanggar sebuar aturan,
sehingga menjadikan masyarakat yang hidup damai, tanpa adanya KKN (kolusi,
korupsi, nepotisme)
Semua
ini bisa kita cermati, kita terapkan di Indonesia, sekaligus ceramah ustad tadi
itu sindiran bagi Indonesia, salahsatu sindiran yang penulis sangat rasakan
yaitu pada penjelasan no 2 dan 3. Pandangan penulis di Indonesia kurang
menghargai orang-orang yang berprestasi
sehingga orang yang berprestasi tersebut tidak dapat mengembangkan bakat nya,
sebagai contoh orang yang berprestasi di Indonesia yang tidak di hargai yaitu
sri mulyani, mantan mentri keuangan Indonesia, sri mulyani adalah orang yang
sangat pintar dalam bidangnya yatu memenegement keuangan Negara, mungkinkita
litah dia tersangkut korupsi kasus bank century, tapi kita tidak bias memvonis
orang ketika kita tidak mempunyai barang bukti yang cukup, yang cukup menurut
hukum Indonesia. Bias kita lihat bagaimana Negara amerika menghargai srimulyani
yang KATANYA tersangkut kasus korupsi tapi dijadikan sebagai deputi keuangan
bank dunia.
Yang
selanjutnya penulis rasakan sindiran tentang penjelasan di no 3 yaitu menegakan
hukum seadil-adilnya. Ironisnya di Indonesia memang terjadi penegakan hukum
yang tidak di tegakan seadil-adilnya, sehingga banyak masyarakat yang merasa
di rugikan oleh penegak hukum yang ada
karena tidak memberikan keadilan.
Mungkin
segini yang bisa penulis pahami dalam kultum di masjid NU pada kesempatan
tarawih malam hari pada tanggal 25 juli 2013, maaf apabila tulisan ini
menyinggung pemahaman penulis sehingga banyak yang ingin di keritisi oleh
penusil, karena saya sebagai manusia yang mempunyai sangat banyak kekurangan,
apabila ada kelebihan itu datangnya dari pencipta saya Allah SWT dengan
perantara saya untuk menyerukan kebenaran. Akhiru kalam wasalamu’alaikum
warahmatullahhi wabarokatuh.
Komentar
Posting Komentar